Kamis, 24 Oktober 2013

KETUBAN PECAH DINI (KPD)

Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah sebelum proses persalinan berlangsung (Buku Acuan Kesehatan Maternal dan Neonatal, yayasan Bina Pustaka sarwono Prawiroharjo. Jakarta 2002).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi < 3 cm, dan pada multi < 5 cm. (Sinopsis Obstetri, Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. jilid I ).
Bila periode laten terlalu panjang, dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat meningkatkan AKB dan AKI. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric, berkaitan dengan penyulit kelahiran premature, dan terjadinya infeksi khorioamnionitis.
KPD disebabkan oleh karena berkurangnya usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda – tanda persalinan. (Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharko. Jakarta 2002)
 
ETIOLOGI
Sampai saat ini, penyebab dari KPD belum dikethui dengan pasti, namun prinsipnya, berkurangnya kekuatan lternat oleh karena adanya peningkatan tekanan intra uteri, misalnya pada hidramnion dan gemeli.

PATOGENESIS
1.    Adanya hipermotilasi rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.
2.    Selaput ketuban terlalu tipis.
3.    Infeksi lamnionitis / korioamnionitis
4.    ltern – ltern lain yang merupakan predisposisi ialah : multipara, malposisi, disproporsi, cervic incompetent dll
5.    KPD artificial (amniotomi), dimana ketuban dipecahkan terlalu dini.




Penilaian klinis :
·      Tentukan pecahnya selaput ketuban. Ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina, jika tidak ada, dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian bawah janin, atau meminta pasien batuk / mnegejan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dnegan tes lakmus (nitrazin test), merah menjadi biru. Membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan, kelainan janin.
·       Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan USG
·       Tentukan ada tidaknya infeksi, tanda – tanda infeksi bila suhu ibu > 38 ° C, air ketuban yang keruh dan berbau. Pemeriksaan air ketuban, dengan test LEA (lekosit esterase), lekosit darah > 15.000 / mm3. janin yang mengalami takikardi, mungkin mengalami infeksi intra uteri.
·       Tentukan tanda – tanda inpartu, tentukan adanya kontraksi yang teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan) antara lain untuk menilai skor pelvic. (Maternal Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Prawiriharjo. Jakarta 2002)
·       Memeriksa adanya cairan yang berisi meconeum, vernic kaseosa, rambut lanugo, bila telah terinfeksi berbau.
·       Inspekulo : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis cerviks dan apakah ada bagian yang sudah pecah
·      Periksa PH forniks posterior pada prom PH adalah basa (air ketuban)
·      Pemeriksaan histopatologi air (ketuban). Aborization dan sitologi air ketuban (synopsis lternati)

PENGARUH DARI KPD
Pengaruh KPD dibagi menjadi 2, yaitu :
1.     Pengaruh terhadap janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala infeksi, tetapi pada janin memungkinkan sudah terkena infeksi, karena infeksi intra uterine lebih dahulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Selain itu, air ketuban yang keluar terus – menerus akan mempengaruhi suplai makanan dan O2 terhadap janin, sehingga besar kemungkinan akan terjadi infeksi terhadap janin.
2.     Pengaruh terhadap Ibu
Karena jalan sudah terbuka, maka dpat terjadi infeksi intranatal, apalagi bila terlalu sering dilakukannya periksa dalam. Selain itu dapat dijumpai infeksi puerperalis (nifas) peritonitis, septicemia, dary labor.
Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat, dan nampaklah gejala – gejala infeksi.

PENANGANAN KPD
Penanganan KPD dibagi menjadi 2 cara, yaitu :
1.    Secara konservatif
·       Rawat di rumah sakit
·       Berikan antibiotic (ampisillin 4x500 mg / eritromicyn bila alergi terhadap ampicillin) dan metronidazole 2x500 mg selama 7 hari.
·       Jika umur kehamilan 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar (sampai air ketuban tidak keluar lagi).
·       Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa (-) negative, beri dexamethasone, observasi tanda – tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
·       Jika umur kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), dexamethasone, dan induksi seesudah 24 jam.
·       Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan induksi.
·       Nilai tanda – tanda infeksi (suhu naik, leukosit, dan tanda – tanda infeksi intra uterin)
·       Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan asteroid, untuk memacu kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan, periksa kadar lacitin dan spingoielin tiap minggu, dosis dexamethasone 12 mg/hari, dosis tunggal selama 2 hari, dexamethasone IM 5 mg/6 jam/hari sebanyak 4x.
·       Bila tanda – tanda infeksi, berikan antibiotic dosis tinggi, dan persalinan diakhiri, dengan :
·       Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC
·       Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan dan lakukan persalinan per vaginam. (Buku Acuan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiriharjo. Jakarta 2002).
·       Selain itu, penatalaksanaan persalinan dengan KPD dapat dilakukan dengan :
a.    Bila anak belum viable, (<36 minggu), penderita dianjurkan untuk istirahat di tempat tidu, dan berikan obat antibiotika profilaksis, spasmolifika, dan robaransia. Dengan tujuan untuk mengundur waktu sampai anak viable
b.    Bila anak sudah vaibel (>36 minggu), lakukan induksi partus 6 – 12 jam setelah lagpase, dan lakukan antibiotika profilaksis, pada kasus – kasus dimana indukdi partus dengan drip sintosinon gagal, maka lakukan tindakan operatif.
Jadi, pada kasus KPD penyelesaian persalinan dapat melalui :
a.    Partus spontan
b.    Ekstraksi vakum
c.    Embriotomi, bila anak sudah meninggal
d.    Sectio sesaria, bila ada indikasi obstetric.
(Sinopsis obstetric, Dr. rustam Muchtar. Jilid I)
2.    Secara aktif

KOMPLIKASI KPD
Komplikasi yang ditimbulkan dari KPD antara lain :
1.       Komplikasi pada anak IUFD prematuritas
2.       Komplikasi pada Ibu
Partus lama dan infeksi, atonia uteri, perdarahan post partum atau infeksi nifas. (Sinopsis Obstetri, Dr. Rustam Muchtar).

PENATALAKSANAAN KPD
Ketuban pecah
< 37 Minggu
≥ 37 Minggu
Infeksi
Tidak ada infeksi
Infeksi
Tidak ada infeksi
Berikan penicillin, gentamicyn, dan metronidazole, lahirkan bayi.
Amoxillin + eritromicyn untuk 7 hari, steroid untuk pematangan paru.
Berikan penicillin, gentamicyn, dan metronidazole, lahirkan bayi
Lahirkan bayi
Antibiotika setelah melahirkan
Profilaksis
Infeksi
Tidak ada infeksi
Stop antibiotika
Lanjutkan untuk 24 jam setelah bebas panas
Tidak perlu antibiotika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di blog Coretanku :)),. terima kasih telah menyempatkan waktunya untuk berkunjung disini.. semoga blog ini bermanfaat bagi anda.. selamat menikmati. I hope you are happy.. :))